Rabu, 22 Desember 2010

Pendidikan Media dan Media Pendidikan






Kalau ditanyakan apakah belajar itu?, maka jawaban yang akan didapatkan akan bermacam-macam. Hal yang demikian ini terutama berakar pada kenyataan bahwa apa yang disebut perbuatan belajar itu adalah bermacam-macam. Banyak aktivitas-aktivitas yang oleh hampir setiap orang dapat disetujui kalau disebut perbuatan belajar, seperti mendapatkan perbendaharaan kata-kata baru, menghapal syair, menghapal nyanyian dan sebagainya. Cronbach mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya pengalaman.
Dewasa ini perhatian para ahli terhadap aktivitas pendidikan mulai meningkat. Hal ini tidak terlepas dari tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap terselenggaranya pendidikan yang berkualitas. Salah satu hal yang menjadi perhatian para ahli dan masyarakat adalah media pendidikan. Media pendidikan dianggap sebagai salah satu hal yang harus diperhatikan karena keberadaannya menentukan berrhasil tidaknya suatu aktivitas belajar yang dilakukan. Senjaya (2010) menyatakan bahwa media merupakan salah satu alat yang secara perlahan-lahan namun efektif mampu membentuk pandangan seseorang dan bahkan mengubah perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan kehidupannya sehari-hari.
Di sisi lain, di tengah maraknya perhatian para ahli dan pelaku pendidikan terhadap media pendidikan, muncul pula isu-isu baru seputar penggunaan media. Para pelaku dunia pendidikan bukan lagi sekedar paham mengenai media pendidikan, di sisi lain mereka juga harus paham bagaimana cara penggunaan dan pemanfaatannya guna membantu proses belajar. Maka muncullah istilah pendidikan media, yaitu suatu istilah yang merujuk pada pengajaran tata cara penggunaan media dalam dunia pendidikan. Istilah media pendidikan dan pendidikan media tampaknya merupakan istilah yang hampir mirip. Untuk itu, agar kita memahami benar perbedaannya, berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai media pendidikan dan pendidikan media.
Pengertian Media Pendidikan
Gagne menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya, buku, film, kaset, dan film bingkai.
Dengan memperhatikan pendapat Gagne dan Briggs tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa media merupakan alat dan bahan fisik yang terdapat di lingkungan siswa untuk menyajikan pesan kegiatan pembelajaran (proses kegiatan belajar-mengajar) sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar. Akan tetapi, dalam peristilahan dan lingkungan istilah “media” terdapat beberapa istilah lain yang mengiringinya atau berhubungan yang dapat disimpulkan sebagai unsur-unsur dari media, yaitu :
Orang
Istilah yang telah diketahui semua orang. Dalam pendidikan, mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
 Bahan
Istilah ini biasa disebut denagan istilah perangkat lunak atau software yang terkandung pesan-pesan yang perlu disajikan baik dengan alat penyaji atau pun tidak. Seperti buku, modul, film bingkai, audio, dan sebagainya.
Alat
Istilah ini biasa disebut dengan perangkat keras atau hardware yang digunkan untuk menyajikan pesan. Contohnya, proyektor film, film bingkai, video tape, pesawat radio, TV, dan sejenisnya. 
Teknik
Istilah ini ditunjukan pada prosedur rutin atau acauan yang disiapkan untuk menggunakan alat, bahan, orang, dan lingkungan dalm rangka menyajikan pesan tersebut. Contohnya, teknik demonstrasi, kuliah, ceramah, tanya-jawab, dan sejenisnya.
 Lingkungan
Istilah ini menunjukan pada tempat yang memungkinkan terjadinya proses belajar-mengajar antara siswa dan guru. Contohnya, gedung sekolah, kelas, perpustakaan, laboratorium, dan sejenisnya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa unsur-unsur media pendidikan meliputi orang (unsur orang) yang menggunakan dan menggerakan media dari suatu sumber (unsur bahan) yang akan disampaikan kepada penerima dengan menggunakan sebuah alat perantara (unsur alat) yang akan menyampaikan pesan tersebut disertai suatu teknik atau strategi-strategi tertentu (unsur strategi) di suatu tempat tertentu yang selanjutnya disebut dengan unsur lingkungan.
Oleh karena, seperti yang disebutkan sebelumnya, media merupakan sarana interaksi anatar seorang pendidik dengan peserta didik, maka seorang guru atau pendidik hendaknya mengetahui seluk-beluk dan manfaat media agar dapat berlangsungnya komunikasi dan interaksi dalam proses kegiatan pembelajaran dengan efektif dan efesien.

Pengertian Pendidikan Media
            Pendidikan media adalah segala bentuk aktivitas belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelajarnya dalam menggunakan media. Dalam keseharian, pendidikan media dan media pendidikan umumnya lekat dengan kata teknologi. Pendidikan media umumnya sering dikaitkan dengan pengajaran penggunaan teknologi seperti komputer, internet, televisi, dan lain sebagainya. Pendidikan media seringkali dianggap sebagai salah satu hal penting yang harus diberikan kepada anak. Tujuannya bukan saja agar anak lebih mengenal media-media yang dapat membantunya belajar, namun juga mencegahnya dari penyalahgunaan media yang dikhawatirkan dapat mengubah perilakunya menjadi lebih buruk.
            Dampak buruk perkembangan Media kini menjadi berbahaya buat anak-anak. Psikolog di Universitas negeri Ames, Iowa, Amerika Serikat, melakukan penelitian terhadap dampak media, termasuk di dalamnya jejaring sosial, terhadap anak perkembangan pendidikan anak. Dia menemukan bahwa jejaring sosial lebih merugikan daripada televisi.
Biasanya kebanyakan anak yang selalu menghabiskan waktunya di depan layar komputer atau handphone asyik di situs jejaring sosial memiliki kinerja yang buruk di sekolahnya.
Hal ini dikarenakan mereka lebih banyak menghabiskan waktu mereka berselancar di jejaring sosial dibandingkan mengerjakan tugas rumah.
Gentule menambahkan bahwa televisi memiliki pengaruh sosial yang lebih baik pada anak dibandingkan jejaring sosial. Karena biasanya pada saat anak itu menonton TV, orang tua mereka dapat ikut nimbrung dan berbagi pengalaman, namun hal demikian tidak terjadi jika anak itu di depan layar komputer.
Meskipun begitu, media tidak selamanya memberikan dampak buruk pada anak. Media juga dapat menjadi sarana pembelajaran efektif untuk anak. Istiyanto mengatakan bahwa media khususnya internet dapat memberikan dampak positif bagi anak. anak lebih cepat mengetahui informasi, ilmu pengetahuan dari internet. Anak bisa bertanya langsung, mencari sesuatu tanpa harus membuka buku, dan melatih anak untuk belajar mandiri. Zaman dulu ketika ingin belajar anak yang ingin mencari informasi harus beli buku, ke perpustakaan dll. Saat ini anak cukup duduk di depan komputer dan mencari informasi sesuai dengan keinginannya dengan cepat. Internet bisa menjadi guru kedua, bahkan guru pertama bagi mereka.
Hal yang sama juga berlaku pada televisi. Mimpsy menyebutkan bahwa Dalam media audio visual elektronik mampu memberikan gambaran secara nyata tentang berbagai fenomena pada anak, lebih konkrit, lebih mudah dipahami. Dengan demikian, anak akan lebih tertarik dan terjadi peningkatan retensi memori. Sisi positif dari menonton televisi adalah bahwa di beberapa tayangan tertentu dapat menjadi sumber pelajaran yang membantu kita, terutama anak dan remaja untuk memahami dunia dan bahkan memperkaya ilmu yang telah didapatkan di bangku sekolah. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa perilaku menonton acara bermuatan pendidikan seperti Sesame Street selama 1-3 jam seminggu terbukti memiliki efek positif bagi kecerdasan anak. Dalam hal ini, anak-anak tersebut ternyata memperoleh nilai akademik lebih baik tiga tahun kemudian, dibandingkan anak-anak yang tidak menonton program pendidikan itu. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa anak-anak yang banyak menonton program hiburan dan film-film kartun terbukti memperoleh nilai akademik lebih rendah dibanding anak-anak yang sedikit saja menghabiskan waktunya untuk menonton program yang sama. Hasil positif juga dipaparkan dari riset tersebut, berkaitan dengan tingkat usia anak. Pada anak-anak yang lebih kecil, usia 2-3 tahun, efek program pendidikan itu jauh lebih kuat.
Aspek positif lainnya dari kehadiran televisi ialah sebagai sumber informasi tentang peristiwa-peristiwayang terjadi dengan cepat seperti kejadian bencana alam dan sebagainya, yang perlu diketahui dan mendapat perhatian secara cepat. Selain itu, televisi juga berfungsi positif sebagai media sosial, yakni sebagai media untuk memobilisasi simpati, empati, dan dukungan terhadap berbagai persoalan kemanusiaan yang memerlukan respons masyarakat luas seperti gerakan solidaritas membantu korban bencana, gerakan orangtua asuh, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa pendidikan media sangat penting artinya guna mendidik anak agar memanfaatkan media sekitarnya untuk meningkatkan kecerdasannya dan mengubah perilakunya kearah yang lebih positif.

Sumber Web :
Herpandu, D. 2010. Dampak Buruk Perkembangan Media Untuk Anak. http://www.duniaderi.com/lifestyle/119-dampak-buruk-perkembangan-media-buat-anak.html
Istiyanto. 2010. Dampak Positif Internet Bagi Anak. http://istiyanto.net/dampak-positif-internet-bagi-anak
Mimpsy. 2009. Dampak Menonton Televisi. http://mimpsy.blog.friendster.com/2009/01/dampak-menonton-televisi/
Senjaya, S. 2010. Media Massa Sebagai Media Pendidikan. http://sutisna.com/artikel/kependidikan/media-massa-sebagai-media-pendidikan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar