Kamis, 13 Januari 2011

E-learning Solusi Hemat Mencerdaskan Anak Bangsa

Malam ini setelah mendapatkan email dari dosen Saya, Saya mencoba mencermati situs yang dimiliki oleh Pusat Teknologi Informasi dan Teknologi Pendidikan (Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional. Situs ini menyajikan beragam informasi seputar perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Ketika sedang melihat-lihat, Saya mengamati bahwa di bagian atas situs ini terdapat beberapa link yang mengacu pada program-program yang dilakukan oleh pustekkom. Menurut Saya program-program tersebut menarik, dimana salah satu program yang Saya perhatikan adalah program BSE (Buku Sekolah Elektronik). Program ini memfasilitasi seluruh masyarakat Indonesia untuk memiliki buku sekolah yang bermutu, murah, terjangkau, dan memenuhi standar nasional. Program ini sangat menarik dan menurut Saya dapat menjadi salah satu solusi untuk memecahkan kesulitan masyarakat dalam membeli buku sekolah yang tinggi harganya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Saya bermaksud untuk mengulas lebih dalam mengenai BSE dan teori pendidikan yang kira-kira dapat dijadikan sebagai tinjauan untuk memahaminya.

BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)
Menurut situs Pustekkom, buku merupakan salah satu sarana penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu permasalahan perbukuan dalam era otonomi daerah dewasa ini adalah ketersediaan buku yang memenuhi standar nasional pendidikan dengan harga murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Saya ingat, beberapa tahun yang lalu ketika Saya masih duduk di bangku sekolah. Buku merupakan salah satu benda yang harus dimiliki oleh siswa. Setiap pelajaran umumnya membutuhkan satu buah buku, bahkan terkadang lebih dari satu. Untuk keseragaman, pihak sekolah umumnya sudah menentukan buku apa saja yang harus dimiliki oleh siswa. Banyaknya pelajaran yang diikuti tentunya menjadikan buku yang dimiliki harus semakin banyak pula. Saya ingat, ketika itu setiap semesternya Saya harus membeli sejumlah buku dengan total harga hampir mencapai setengah juta lebih. Pengeluaran ini dilakukan hampir pada setiap semester, karena setiap pergantian semester, buku-bukunya pun berganti pula. Saya juga tidak pernah membeli buku melalui pasar-pasar buku bekas (yang tentunya harganya lebih miring) karena buku dengan judul yang sama, pengarang yang sama, dan penerbit yang sama bisa memiliki isi yang berbeda meskipun tahun cetaknya hanya berselang satu tahun. Ketika saya bersekolah dulu, Saya sering mendengar beberapa orangtua yang mengeluh akan besarnya biaya yang harus mereka keluarkan untuk membeli buku anak-anaknya di awal semester. Oleh karena itu, keberadaan BSE tampaknya dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Berdasarkan situs Pustekkom dapat dilihat bahwa penciptaan program BSE adalah dalam rangka menyediakan buku yang memenuhi standar nasional pendidikan, bermutu dan murah, Departemen Pendidikan Nasional dalam hal ini telah membeli hak cipta buku teks pelajaran dari penulis/penerbit. Selanjutnya buku-buku tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik (e-book) dengan nama Buku Sekolah Elektronik (BSE). Keberadaan buku ini dapat membantu siswa, minimal ketika ia membutuhkan sumber tambahan dalam melakukan aktivitas akademiknya. Bahkan mungkin lebih baik lagi jika sekolah menggunakan buku-buku yang terdapat di dalam BSE sebagai buku acuan dalam belajar di sekolah, mengingat buku-buku ini telah memenuhi standar pendidikan nasional.
Proses pengunduhan buku BSE tidaklah sulit. Siswa cukup membuka http://bse.depdiknas.go.id/, selanjutnya siswa akan diperlihatkan berbagai macam buku yang sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Misalnya, siswa SMP, dapat langsung melihat buku-buku yang ada di kelompok SMP dan melakukan pengunduhan. Pengunduhan buku dapat dilakukan secara bebas oleh siapa saja tanpa perlu terikat keanggotaan apapun. Oleh karena itu, menurut Saya fasilitas ini sungguh membantu dan perlu untuk disosialisasikan kepada peserta didik agar mereka dapat memanfaatkan fasilitas yang murah dan cerdas ini.

Tinjauan Teoritis terhadap Fasilitas Buku Sekolah Elektronik (BSE)
Buku Sekolah Elektronik (BSE) termasuk dalam kategori e-learning. Menurut European e-learning action plan (dalam Holmes dan Gardner, 2006), e-learning adalah penggunaan teknologi multimedia dan internet yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar dengan mefasilitasi akses menuju sumber dan layanan yang dibutuhkan tanpa perlu bertatap muka. Holmes dan Gardner kemudian menyederhanakan pengertian ini menjadi :
Online access to learning resources, anywhere and anytime
Akses online menuju sumber belajar, dimana saja, kapan saja
BSE, sebagai salah satu sarana belajar yang dapat diakses secara online oleh siapa saja pada saat kapan saja yang berada dibelahan bumi nusantara dengan demikian dapat digolongkan sebagai e-learning. BSE dapat meningkatkan kualitas belajar siswa dimanapun ia berada. Seorang siswa di negara ini dapat dengan mudah memiliki buku-buku yang sesuai dengan standar nasional.
Holmes dan Gardner selanjutnya mengungkapkan lebih jauh bahwa e-learning memberikan kesempatan kepada siswa yang mengalami keterbatasan belajar baik secara fisik, geografis, maupun sosial. Siswa-siswa seperti ini dapat tetap menadapatkan kesempatan untuk meningkatkan kualitas belajarnya sehingga tidak tertinggal dengan siswa-siswa lainnya yang mungkin memiliki akses penuh ke sumber belajar yang baik kualitasnya.
Meskipun begitu, program pendidikan yang berbasiskan internet tidak akan pernah terasa manfaatnya tanpa adana dukungan dari berbagai pihak. Cuban (dalam Holmes dan Garder, 2006) mengungkapkan dalam penelitiannya hanya terdapat kurang dari 5% guru yang mengitegrasikan penggunaan komputer dalam aktivitas belajar siswa sehari-hari. Oleh karena itu perlu kiranya sosialisasi mengenai kemudahan e-learning terhadap guru, anak, maupun orangtua, serta peran pemerintah dalam penyediaan fasilitas e-learning di sekolah-sekolah. Zaman sudah sedemikian maju. Keterbatasan uang tidak lagi dapat dijadikan alasan untuk tidak belajar.

Sumber :


3 komentar:

  1. Suri...
    kamu berlandaskan teori e-learning menurut siapa ya?
    dan kenapa link-nya tidak di hypertext?
    .....temen-temen juga belum sempat komen ya....:)

    take care,
    wass,
    di

    BalasHapus
  2. Menurut Holmes dan Gardner bu, dari e-book bu..bukunya e learning : concepst and practices bu..iya bu, belum suri hyperlink bu..akan saya edit bu..

    BalasHapus